Apakah Anda berencana menikah di tahun 2025? Jika iya, berikut adalah sejumlah rekomendasi tanggal baik berdasarkan padewasan pawiwahan (pernikahan) bagi umat Hindu untuk tahun 2025.
Memperhatikan Wewaran, Pawukon, Tanggal, Sasih, dan Dauh (Wepatangsada)
Menurut Gede Marayana, penyusun kalender Bali, upacara pawiwahan tidak terlepas dari ala ayuning dewasa dalam perhitungan wariga. Penentuan padewasan dalam meresmikan kehidupan grahasta asrama dipengaruhi oleh berbagai unsur, seperti wewaran, pawukon, tanggal panglong, sasih, dan dauh.
Wariga: Ilmu Pengetahuan tentang Perhitungan Hari Baik
Wariga adalah ilmu pengetahuan tentang sifat atau watak dari wewaran (hari baik dalam melakukan suatu aktivitas), tanggal atau panglong (hari setelah dan sebelum bulan Purnama), wuku (siklus tanggal), ingkel (hari pantangan), sasih (12 masa waktu di Bali), dan lain-lain yang bersumber dari ajaran agama Hindu yaitu Jyotisa Wedangga.
Unsur-Unsur yang Harus Diperhatikan dalam Padewasan Pawiwahan
Dalam padewasan pawiwahan, disarankan agar wewaran, pawukon, tanggal, sasih, dan dauh semuanya harus baik. “Semua unsur-unsur itu membawa pengaruh, sehingga semuanya harus baik,” kata Gede Marayana.
Wewaran dan Pawukon yang Baik untuk Pawiwahan
- Wewaran yang Baik: Saptawara atau hari-hari dalam seminggu yang dipilih antara lain Senin, Rabu, Kamis, dan Jumat. Namun, pawiwahan pada hari Minggu, Selasa, dan Sabtu sebaiknya dihindari karena dianggap kurang baik.
- Pawukon yang Harus Dihindari: Ingkel Wong, Was Panganten, Rangda Tiga, Nguncal Balung, dan terutama Wuku Wayang yang dianggap cemer (kotor) untuk pawiwahan.
Penjelasan Detail tentang Pawukon yang Harus Dihindari
- Rangda Tiga: Wuku tertentu yang dianggap buruk untuk melangsungkan pernikahan, seperti Wariga, Warigadean, Pujut, Pahang, Menail, dan Prangbakat. Menikah pada saat Rangda Tiga dikhawatirkan bisa berakhir dengan perceraian.
- Was Panganten: Hari-hari tertentu seperti Minggu Kliwon dan Jumat Pon wuku Tolu, Minggu Wage dan Sabtu Kliwon wuku Dungulan, Minggu Umanis dan Sabtu Pahing wuku Menail, serta Minggu Pon dan Sabtu Wage wuku Dukut yang dianggap kurang baik untuk pernikahan.
- Nguncal Balung: Sejak Buda Pon Sungsang atau sehari sebelum Sugihan Jawa hingga Buda Kliwon Wuku Pahang, umat Hindu pantang melaksanakan upacara besar seperti ngaben dan pernikahan.
- Ingkel Wong: Hari-hari naas bagi manusia sehingga tidak baik melaksanakan kegiatan atau upacara yang berkaitan dengan manusia termasuk pernikahan.
Perhitungan Sasih dalam Menentukan Hari Baik
Perhitungan sasih tidak boleh diabaikan dalam menentukan hari baik melaksanakan upacara perkawinan. Dari 12 sasih dalam setahun, upacara panca yadnya hanya boleh dilaksanakan dari Sasih Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kaulu, Kasanga, dan Kadasa. Sasih Jyestha dan Sadha sebaiknya dihindari karena dianggap sasih sebel.
Sasih yang Direkomendasikan untuk Upacara Pawiwahan
- Sasih Katiga: Agustus-September
- Sasih Kapat: September-Oktober
- Sasih Kalima: Oktober-November
- Sasih Kapitu: Desember-Januari
- Sasih Kadasa: Maret-April
Dengan memperhatikan semua unsur ini, umat Hindu di Bali dapat memilih hari terbaik untuk melangsungkan upacara pernikahan yang diharapkan membawa kebahagiaan, kesejahteraan, dan kelanggengan dalam rumah tangga.
*Catatan
Gunakan informasi diatas hanya sebagai refernesi saja, pastikan konsultasikan dengan Sulinggih atau Tokoh yang anda yakini untuk menentukan hari terbaik untuk acara Pernikahan Anda.
Pada dasarnya setiap dewasa akan mengandung hal baik dan buruk, namun umumnya dipertimbangkan seberapa baik dan seberapa buruk hari hari atau dewasa tersebut.