Media sosial telah menjadi bagian besar dari kehidupan kita. Apakah ini sesuatu yang positif atau negatif? Kita mendengar banyak pertemuan romantis yang terjadi berkat perkenalan di media sosial, yang kemudian tidak sedikit mengarah pada pernikahan. Tentu saja ini adalah hal yang baik.
Terlalu berfluktuasi, tidak cukup berayun. Seperti kata pepatah, terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa berakibat buruk. Begitu juga dengan penggunaan media sosial, penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kehidupan berumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh tiga peneliti dari St Mary’s University di San Antonio mengungkap fakta yang mendukung hal tersebut. Penelitian yang melibatkan pengguna Facebook berusia 18 – 82 tahun menyimpulkan bahwa seringnya penggunaan Facebook dapat memicu konflik terkait media sosial, bahkan dapat berujung pada perselingkuhan, perpisahan, bahkan perceraian.
Berikut adalah empat hal negatif yang paling umum ditemukan dalam kehidupan rumah tangga akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
Rindu Momen Kebersamaan
Sulitnya berpaling dari media sosial bisa membuat Anda melupakan kehadiran orang-orang di sekitar Anda, termasuk pasangan Anda. Momen-momen yang seharusnya dihabiskan bersama tergantikan dengan aktivitas mereka yang sibuk menggulir halaman media sosial. Tak jarang hal ini memicu pertengkaran.
Pada tahun 2014 Paw Research Center menemukan bahwa 25% responden penelitian mereka mengatakan bahwa mereka sering menemukan pasangan mereka terganggu oleh telepon mereka saat mereka bersama, 8% dari mereka bertengkar tentang lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk online, dan 4% telah marah. karena aktivitas partner di dunia maya.
Hubungan yang tidak bahagia
Tahukah Anda bahwa Instagram adalah media sosial yang paling berdampak buruk pada kesehatan mental di tahun 2017? Sebuah survei yang dilakukan di Inggris yang melibatkan 1.500 responden berusia 18-24 tahun mengungkapkan bahwa Instagram menyumbang efek negatif paling besar pada diri sendiri, seperti kecemasan, depresi, FOMO (takut ketinggalan), sampai intimidasi.
Tentu saja, ketidakbahagiaan pribadi berdampak pada hubungan dengan pasangan Anda. Tim dari Departemen Psikologi Sosial dan Organisasi di VU University Amsterdam mengumpulkan pasangan suami istri yang bersedia menjadi responden dari satu bulan pernikahan hingga tahun keempat. Selama empat tahun, mereka dievaluasi lima kali dalam hal kebahagiaan dan penggunaan internet. Alhasil, banyak yang menjelaskan bahwa sulit bagi mereka untuk berhenti berselancar saat berada di dunia maya, bahkan memilihnya dibandingkan dengan bersama pasangan. Akibatnya, mereka justru merasa kurang bahagia dalam rumah tangga.
Yang lebih mengkhawatirkan, menurut survei dari Austin Population Research Center di University of Texas yang mengamati pasangan menikah berusia 18-39 tahun, tingginya penggunaan media sosial tidak hanya memicu ketidakbahagiaan dalam pernikahan, tetapi juga masalah hubungan hingga pemikiran perceraian. .
Kecemburuan
Marlynn Wei, seorang psikiater dan kontributor The Huffington Post, sependapat dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang topik hubungan antara penggunaan media sosial dan rumah tangga, salah satunya adalah tingginya tingkat penggunaan Facebook yang dapat memicu kecemburuan. Hal ini tidak mengherankan mengingat Facebook memungkinkan pengguna untuk melihat dengan siapa mereka berhubungan, seperti siapa yang ada di foto dengan pasangan Anda.
Pernahkah Anda merasa kewalahan dengan membanjirnya informasi dari media sosial? Anda harus berhati-hati, terutama jika informasi yang baru didapat berhubungan dengan pasangan Anda. “Semakin tinggi ketidakpastian dalam hubungan dan semakin rapuh ikatan emosional dengan pasangan, semakin tinggi seseorang dapat merasa tertekan untuk mencari informasi di media sosial tentang pasangannya,” kata Wei, memperingatkan pemantauan berlebihan terhadap pasangan.
Ketidaksetiaan
Tidak dapat disangkal bahwa godaan di media sosial sangat besar. Dari godaan belanja hingga menguntit, sulit dihindari jika mata kita kecanduan berbagai informasi instan yang muncul dalam hitungan detik. Membuat kenalan baru dan bertemu teman lama semakin mudah. Tenggelam dalam kehidupan seseorang yang baru, atau mungkin mantan, dalam profil dunia maya di media sosial tentu menjadi godaan yang paling ditakuti dalam kehidupan berumah tangga.
Journal of Computers in Human Behavior tidak memungkiri bahwa mencari informasi di media sosial, seperti Facebook dan Instagram, membuka peluang perselingkuhan hingga bercerai dengan pasangan saat ini. Wei pun tak memungkiri bahwa Twitter turut andil dalam konflik antara pasangan dan perpisahan itu.
Fakta di atas mungkin membuat Anda khawatir. Namun, jika kembali ke hasil penelitian dari St Mary’s University, tantangan terberat justru ditemukan pada pasangan yang telah menikah kurang dari tiga tahun. “Peserta yang sudah menikah lebih dari tiga tahun lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan media sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa media sosial lebih mengancam hubungan yang belum dewasa,” ujar salah satu peneliti.
Wei juga mengaku sebenarnya masih sulit untuk mengidentifikasi apakah retaknya hubungan suami-istri itu disebabkan oleh media sosial atau karena fondasi pernikahan yang tidak cukup kuat. Oleh karena itu, komunikasi dan keterbukaan yang baik sejak dini menjadi kunci utama landasan hubungan yang kuat agar tidak terpengaruh oleh pengaruh buruk internet dan media sosial.