Makna Filosofis Rias Paes Ageng Jogja

Inspirasi pernikahan tradisional Indonesia memang tak ada habisnya. Selain membahas upacara adat yang memiliki kekhasan masing-masing daerah, tata rias dan busana pernikahan memiliki makna filosofis yang tak kalah menarik untuk dibahas. Menghadirkan konsep tradisional Yogyakarta dalam pernikahan kamu akan memunculkan momen sakral dan harapan dalam setiap detail riasan.

Sebenarnya rias pengantin Paes Ageng hanya dapat dilakukan oleh keturunan dan kerabat kerajaan. Riasan ini sebelumnya hanya dikenakan oleh para putri keraton Sri Sultan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sedangkan masyarakat biasa di luar Kraton memakai rias pengantin Yogya. Namun, sejak masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono IX, ia mengizinkan masyarakat umum untuk memakai riasan Paes Ageng dalam pernikahan mereka.

Makna Filosofis Rias Paes Ageng Jogja

Apa makna filosofis tata rias pengantin Jogja? Simak ulasan berikut ini.

✨ Paes Prada

Rias dahi merupakan tata rias khas pengantin adat Jawa yang biasa disebut dengan paes. Pada riasan pengantin wanita Paes Ageng di Jogja ini, makeup dimulai dengan membuat cengkorongan atau riasan runcing di dahi. Riasan ini kemudian dihitamkan dengan bahan yang disebut pangkak. Selanjutnya, di tepi cengkorongan diberikan luk emas dan bubuk emas yang disebut prada.

✨ Cithak

Di tengah-tengah cengkorongan dihiasi dengan luk dan prada berbentuk segitiga dan belah ketupat. Dekorasi ini dikenal sebagai motif godheg atau capung. Di tengah dahi, di atas ketinggian alis dihiasi dengan belah ketupat dari daun sirih yang disebut cithak. Cithak ditempatkan tepat di tengah sebagai simbol bahwa seorang wanita harus fokus, lurus ke depan, dan setia.

✨ Alis Menjangan

Salah satu riasan mencolok di Paes Ageng Jogja adalah bentuk alis yang ujungnya diukir seperti tanduk rusa atau dalam bahasa Jawa disebut menjangan. Karena rusa adalah hewan yang cerdas, cermat, dan anggun, maka wanita diharapkan memiliki ketiga karakter tersebut. Aksen ini menghidupkan aura keanggunan dan kepercayaan diri pengantin.

✨ Cunduk Mentul

Cunduk mentul adalah aksesori yang disematkan di kepala dalam posisi menjulang. Terdiri dari lima atau tujuh buah berbentuk bunga. Bila digunakan lima, melambangkan rukun Islam. Bila tujuh, diartikan sebagai pitulungan atau pertolongan. Simbol bahwa wanita harus mampu mengendalikan nafsu duniawi dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Detail ini benar-benar menggema dalam setiap langkah pengantin menuju gerbang baru kehidupannya. 💍✨

✨ Pethat Gunungan

Pethat atau sisir gunungan ditempatkan di depan cunduk mentul. Bentuk gunung menggambarkan kekokohan, tempat suci, dan harapan agar wanita menjadi sosok yang kuat, dihormati, dan dilindungi. Seperti sebuah doa yang bergaung dari masa silam, gunungan ini menjadi penopang simbolik kebesaran pernikahan.

✨ Centhung

Aksesori di sisi kanan dan kiri kepala yang menyerupai gapura. Melambangkan kesiapan wanita memasuki gerbang kehidupan baru dan kesadaran akan tanggung jawab spiritual dalam pernikahan. Letaknya memberi kesan bahwa segala hal harus dimulai dari dalam hati, yang terhubung langsung dengan keikhlasan dan keutuhan janji pernikahan.

✨ Subang Ronyok

Anting emas berbentuk bunga atau matahari. Menyimbolkan cahaya pengetahuan dan harapan yang menyinari kehidupan rumah tangga. Cahaya itu menyentuh ke segala arah, mengalirkan kehangatan dalam kehidupan pasangan yang baru.

✨ Kalung Susun

Hiasan leher bertingkat tiga yang melambangkan tiga tahap hidup manusia: lahir, menikah, dan mati. Juga menyiratkan keberadaan, kehendak, dan jalan hidup. Kalung ini seolah tenggelam dalam makna kehidupan spiritual dan duniawi yang harus dijalani secara utuh.

✨ Gelang dan Cincin Kana

Simbol ikatan suci pernikahan dan kesetiaan. Cincin dan gelang juga melambangkan gerak yang selaras antara hati dan tindakan dalam membangun rumah tangga bersama. Ini adalah bentuk merangkul seluruh komitmen dengan hati yang terbuka.

✨ Kelat Bahu Naga

Aksesori berbentuk naga yang melingkar di lengan atas. Melambangkan penyatuan rasa dan pikiran, serta harapan agar pasangan memiliki kekuatan dan rezeki yang berlimpah dalam mengarungi kehidupan bersama. Di titik ini, segala rasa membangkitkan kesadaran baru akan peran dan tanggung jawab dalam pernikahan.

Menikah dengan konsep tradisional bukan hanya menghadirkan estetika, namun juga nilai-nilai luhur budaya. Rias Paes Ageng Jogja mengajarkan bahwa keindahan sejati datang dari makna mendalam yang menyertainya. Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan. Tetaplah terhubung dengan akar budaya yang kaya dan penuh cinta. 💍✨

Makna Filosofis Paes Ageng Jogja

Merancang undangan digital kini lebih mudah dan personal bersama einvite. Artikel ini ditulis sebagai bagian dari komitmen einvite.id dalam menghadirkan inspirasi pernikahan yang hangat dan bermakna.

Bagikan Arikel Ini

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on email

Artikel Terkait